Senin, 16 Juni 2008

Manyapu; kata benda juga kata kerja

Morela-Mamala itu dua kampong di ujung pulau Ambon. Dua kampong itu walo dia jao di ujung, tapi dia terkenal gara-gara tradisi “pukul manyapu”. Pukul manyapu ini acara yang dong biking setiap abis hari raya idul fitri, kalo seng sala hari ketujuh dari lebaran. Orang-orang muda di kampong itu dong pake kaeng merah par calana, baru dong talanjang dada. Dong samua pegang batang manyapu lidi, yang panjang dan basar. Nanti ada acara pembukaan khusus, baru dong mulai baku pukul deng akang batang manyapu. Dong baku pukul batul-batul kaya orang baku prang. Sampe badang-badang tairis-iris, mera-mera badara. Tapi keliatan dong seng rasa saki. Lia dong bakulai kaya orang kamasukan setang. Abis itu selesai acara dong dapa kasi minya, goso badang, dan kayanya beso langsung bae lai.

Morela-Mamala merupakan dua kampung di ujung pulau ambon. Dua kampong tersebut walaupun letaknya jauh, namun cukup terkenal karena tradisi “pukul manyapu”. Pukul manyapu ini diadakan setelah lebaran, kalau gak salah lebaran hari ketujuh. Para pemuda kampong menggunakan kain merah sebagai bawahan, kemudian bertelanjang dada. Mereka masing-masing memegang sebilah lidi yang panjang dan besar. Akan ada acara khusus untuk pembukaan, kemudian para pemuda akan mulai bertarung menggunakan lidi tersebut. Pertarungan bukan sekedar main-main, malah kelihatan seperti sedang berperang. Hingga tubuh para pemuda tersebut luka-luka dan berdarah. Namun kelihatannya mereka tak sedikitpun merasa kesakitan. Mereka berkelahi seperti kerasukan setan. Selesai acara, para pemuda tersebut akan diberi minyak gosok khusus, yang akan dibalurkan ke seluruh tubuh mereka dan sepertinya hal tersebut mengakibatkan pada keesokan harinya luka-luka mereka sembuh.


Manyapu sandiri dia pung arti bisa kata benda, bisa lai kata kerja. Kalo katong bilang, “ambel manyapu tu kamari dolo” , itu artinya kata benda, manyapu di kalimat itu artinya alat yang katong pake untuk manyapu. Nah kalo katong bilang, “jang pamalas, manyapu rumah sana”, manyapu jadi kata kerja, yaitu pekerjaan kasibersi lante pake manyapu. He he he.., seng bingong to?

Kata “Manyapu” sendiri artinya bisa kata benda, juga bisa sebagai kata kerja. Kalau digunakan dalam kata “ambel manyapu tu kamari dolo (ambil sapu itu kemari)”, maka artinya disitu sebagai kata benda. Jika digunakan dalam kalimat “jang pamalas manyapu rumah sana (jangan malas, ayo nyapu rumah)”, maka disitu jadinya sebagai kata kerja. Nggak bingung kan?



Jadi kalo pukul manyapu di Morela-Mamala, disitu manyapu sebagai kata benda. Jadi artinya pukul manyapu tu bakulai pake lidi dari manyapu. Beta tulis tentang pukul manyapu, tapi beta seng parna lia akang langsung, Cuma lia dari televisi. Parna waktu SMP beta mo pi di Mamala, mo lia pukul manyapu, tapi beta pung papa seng kasi, antua bilang, dolo antua parna pi lia, abis mo pulang dong kaco di jalang, bakalai ale!!!, jadi antua seng kasi pigi, tako nanti beta iko bakalai kaapa, aha ha ha hae…*

Jadi “Pukul manyapu” di Morela-Mamala, disitu “manyapu” sebagai kata benda. Jadi artinya pukul manyapu adalah berkelahi dengan menggunakan lidi. Beta menulis tentang pukul manyapu, tapi beta belum pernah nontong langsung acara tersebut, cuma liat di televisi. Pernah waktu SMP beta sudah berniat akan datang ke acara pukul manyapu di Mamala, tapi gak dikasih izin sama papa. Kata Papa, dulu beliau pernah ke acara tersebut, dan ketika pulang terjadi kerusuhan di tengah jalan, kayak tawuran gitu, jadi papa tidak memberi izin, mungkin takut kalo anaknya bakal ikutan tawuran kali ya, he he he….



Ket: orang ambon kalo katawa pica, ada dia pung khas, akang pung balakang pasti ada “ha hae…”

Sabtu, 07 Juni 2008

A Small Place ; Sebuah Narasi Poskolonial


Judul buku : A Small Place; sebuah narasi poskolonial
Penulis : Jamaica Kincaid
Penerbit : Lafadl
Terbitan : Juli 2006

Tentang Antigua, setelah bertahun-tahun lepas dari penjajah. Kincaid benar-benar mengisi protes dalam tiap seluk beluk Antiguanya, Antigua yang dikenalnya dulu dan antiguanya sekarang, diceritakannya secara physically detail, kemudian menyeruak ke bagian tersembunyi yang tak diketahui oleh orang-orang yang tak mengenal Antigua, bagian yang merupakan protes seorang Kincaid sebagai orang yang mencintai tanah kelahirannya.

Penjajahan yang dulu pernah berlangsung di Antigua, bahkan setelah kemerdekaan masih saja berlangsung. Orang-orang inggris yang dulu menjajah, bangsa asing lain yang dulu juga ikut mereguk keuntungan dari kondisi penjajahan dan ditambah dengan orang Antigua sendiri yang berada di kalangan atas, mereka masih saja menjadikan Antigua sebagai sebuah tanah penjajahan, masih tetap memeras dan memperbudak rakyat. Setiap orang yang datang ke Antigua dan punya banyak uang, seakan bisa membeli apa saja disana.

Sebuah narasi yang detail sekali tentang Antigua poskolonial. Tentang kenyataan, tentang perasaan seorang Antigua yang mencintai tanah airnya. Keadaan seperti di Antigua, mungkin secara umum masih banyak terjadi di Negara-negara bekas jajahan, seperti juga di negeri kita ini, Indonesia.